Sabtu, 28 Mei 2022

Nyalang Rindu di Pagi Buta


Buncah riang, bahagia hati di shubuh hari
Tak dinyana, tidak disangka. Gembira begini pernah aku rasa
Aku sedang tidak diamuk cinta, pun tidak lagi dimabuk asmara
Tapi rindu ini. Entah siapa punya? Aku suka sensasinya

Lewat angin dingin dan kesejukan kabut pagi, masa lalu itu melintas lagi
Sungguh benci aku dengan ingatan kepalaku. Kelam masa silam itu kenapa sukar pergi

Padahal, definisi dewasa itu
ketika seseorang berhasil menggembok kenangan di dasar hati paling dalam.
Kenyataan tidak demikian, peristiwa itu terlalu kuat melekat, kerap teringat.

Rindu kata orang, halusinasi semu aku bilang
Kenangan orang bilang, racun ingatan aku katakan
Oh Tuhan, ternyata sesulit ini.
Mengkudeta rasa yang pernah bertahta di singgasana hati

Rindu dan kenangan,
ia tidak akan membuatmu kemana-mana. Menjauh tidak, mendekat apalagi.
Rindu, rindu, rindu. Aku rindu seseorang yang tidak tau siapa orang itu
Bodoh memang, pecundang sekali. Dikalahkan begitu saja oleh kenangan.
Linglung, sampai mengenali sosok yang dirindu saja tidak bisa.

Tapi apa peduliku. Dunia masih sepagi ini. Terlalu dini untuk menggalau.
Terimakasih, kenangan tak bertuan.
Hadirmu buatku ingat, kalau dulu diri ini juga pernah dimabukan oleh rindu
(Ali Ridwan, 09/03/22)